Oleh: Wildan Mussofan
Sebagaimana kita ketahui bahwa permukaan bumi terbagi menjadi lempeng-lempeng. Dahulu lempeng-lempeng ini membentuk satu daratan, kita kenal sebagai pangea. Kemudian berdasarkan teori tektonik lempeng, lempeng-lempeng ini bergerak satu sama lain. Pergerakan lempeng ini dipengaruhi oleh arus konveksi yang ada di mantel bagian atas (lapisan astenosfer). Terdapat tiga pergerkan lempeng yang utama yaitu konvergen, divergen, dan transform.
Gerakan konvergen adalah gerak saling bertabrakan antara satu lempeng dengan lempeng lainnya.
Gerakan divergen adalah gerakan saling menjauhi antara satu lempeng dengan lempeng lainnya.
Gerakan transform adalah gerak saling bersinggungan antara satu lempeng dengan lempeng lainnya.
Proses pembentukan kerak samudera berkaitan dengan pergerakan–pergerakan lempeng ini, terutama adalah gerakan divergen.
Tahap pada gambar-A
Awalnya gaya-gaya dari arus konveksi yang ada pada astenosfer terus bekerja dan menarik batuan (extensional) kearah samping (Gerakan Divergen). Akibatnya kerak kontinen mengalami penipisan. Dengan menipisnya kerak kontinen ini menyebabkan terjadinya intrusi magma sehingga kerak mengalami partial melting dan memuai menyebabkan uplift disertai timbulnya dike.
Tahap pada gambar-B.
Gaya-gaya dari arus konveksi terus bekerja, menyebabkan kerak terus mengalami “pemekaran”, bergerak saling menjauh. Hal ini menyebabkan zona uplift yang ada mengalami pensesaran. Berkembanglah sesar-sesar normal, membentuk rekahan-rekahan yang sangat panjang, sepanjang pengaruh gerakan divergen tersebut bekerja (terlihat pada gambar berwarna hijau). Semakin lama, zona pemekaran ini membentuk lembah pemekaran (rift valleys).
Tahap pada gambar-C.
Dengan terus berjalannya gerakan divergen ini, akan membentuk semakin terbukannya rift valley. Dengan adanya siklus hidrologi, rift valley mulai tergenang oleh air. Selain itu pula ada faktor erosi yang menyebabkan tererosinya lereng-lereng (flangks) membentuk dataran yang rendah, menyebankan meluasnya rift valley. Sedimen hasil erosi ini kemudian terakumulasi pada rift valley yang terbentuk.
Tahap selanjutnya
Pergerakan divergen terus berlangsung. Kemudian akibat erosi dan gaya-gaya arus konveksi yang menyebankan lempeng-lempeng semakin menjauh menyebabkan Kerak semakin menipis. Sehingga magma keluar melalui kerak yang tipis ini. Magma yang keluar terus berkembang dan mendorong batuan yang ada disampingnya, yang kemudian mendingin, dan membeku, tenggelam (sinking) dibawah laut membentuk kerak samudera baru. Pergerakan ini akan terus berlangsung menyebabkan terbentuknya cekungan samudera yang luas.
Proses pembentukan cekungan samudera ini mirip dengan yang terjadi pada samudera atlantik yang memisahkan antara benua Amerika dengan Afrika dan Eropa. Selain itu juga sama dengan yang terjadi pada pembentukan laut merah yang memisahlkan daratan Afrika dengan Timur tengah.
Terlihat pada gambar berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar